Cara bertanam anggrek
Pembibitan Bunga Anggrek
Pembibitan Bunga Anggrek
Persyaratan Bibit
Bibit anggrek yang baik, sehat dan
unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat,
daun subur, bunga lebat dan indah.
Penyebaran Biji
Bibit anggrek berasal dari biji yang
disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek sebagai berikut:
a) Peralatan yang digunakan untuk
penyebaran biji harus bersih.
b) Mensterilkan biji
Sebelum biji disebar harus
disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan dalam 100 cc air kemudian
saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan
digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning kecoklatan berubah warna
menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog
berulang kali (2–3 kali).
c) Penyebaran biji anggrek
Botol-botol yang telah disterilkan
dapat digunakan untuk menyebaran biji anggrek. Sebelum botol dibuka, leher
botol dipanaskan di atas lampu spritus untuk menghilangkan kuman. Untuk
memasukan biji anggrek ke dalam botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu
dengan cara pemanasan di atas lampu spritus sampai merah kemudian dicelup
kedalam spritus. Botol yang telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan
diratakan keseluruh permukaan alas makanan yang telah disediakan. Sebelum botol
ditutup kita panaskan lagi diatas spritus kemudian ditutup kembali.
Teknik Penyemaian Benih
a) Memeriksaan dengan mikroskop,
baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong berwarna putih dan yang isi kuning
coklat/warna lain.
b) Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.
c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.
d) Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH tekstil/Indikator Paper. Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol (dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk mengetahui sterilisasi yang sempurna.
Pemindahan Bibit
Setelah tanaman di dalam botol
berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah
dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16
cm yang berlubang.
Alaternatif lain sebagai alas
makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran unsur N, P, K perbandingan
60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang yang telah dicampur pakis
dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1. Selain itu dapat digunakan
kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang tanah, yang telah direndam
dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24 jam. Untuk isian pot ini dapat
juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang dipotong-potong sebesar ibu
jari.
Pemindahan dari Pot Penyemaian
Pengolahan Media Tanam Bunga Anggrek
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.
Teknik Penanaman Bunga Anggrek
1) Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
Pemeliharaan Tanaman
2) Penyiangan
3) Pemupukan
Cara Memupuk
Tabel pemupukan bunga
Pemupukan
melalui media tanam dapat dilakukan dengan cara dibenam, ditabur, atau
diencerkan dan disiramkan pada media tanam. Pupuk yang pemakaiannya
langsung dibenam atau ditabur di tanah sebaiknya langsung disiram dengan
air agar pupuk tersebut segera diserap oleh akar.
Unsur hara juga dapat masuk kedalam daun karena adanya proses difusi dan osmosis pada mulut daun (stomata). Daun memiliki mekanisme kerja membuka dan menutup stomata menurut kebutuhan sesuai dengan kondisi lingkungannya. Pada kondisi basah, ia akan membuka stomata dan pada kondisi kering stomata tertutup.
Pengairan dan Penyiraman
a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.
d) Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik.
Hal perlu diperhatikan bagi Petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat diuraikan sebagai berkut:
a) Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.
b) Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
c) Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.
d) Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali.
Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
Pot yang disiapkan diisi dengan
pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi remukan pakis tersebut
setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu dipadatkan).
Pemindahan bibit ke dalam pot
dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih ke
dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman dikeluarkan
satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci kaporit 1 %
kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot dengan rapat.
Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik lebih dulu
direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin yang telah lewat
expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian
cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan
ke pot biasa yang berdiamater 4–6
cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit
pinus yang telah direndam dalam alas makanan
sampai 1 cm di bawah tepi pot.
Pengolahan Media Tanam Bunga Anggrek
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot (dengan
diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman).
Apabila diameter pot dipilih 25-30
cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah pot, kemudian pot diisi pecahan
genting. Anggrek di letakkan di tengah dan akarnya disebar merata dalam pot,
kemudian batang anggrek diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah
dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.
Bak terbuat dari batu bata merah
panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis batu bata merah. Pembuatan bak
ini di atas tanah untuk menghindari dari kebecekan, di tanah kering digali
sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara
pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan
ke dalam tanah dengan ketinggian masing- masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan
yang lain dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan
suatu rangkaian.
Teknik Penanaman Bunga Anggrek
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan
dengan sifat hidup tanaman anggrek, yaitu:
1) Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari makanan adalah akar udara.
2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan
pada tempat yang disesuaikan dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau
anggrek tanah.
2) Penyiangan
Untuk tanaman anggrek pada
penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol kemudian dipisahkan ke dalam
pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis anggrek.
3) Pemupukan
Unsur makro yaitu unsur yang
diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk
unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, antara lain:
Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil
dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut
di dalamnya.
Cara Memupuk
Tabel pemupukan bunga
APLIKASI
|
DOSIS / TAKARAN
|
FREKWENSI PEMAKAIAN
|
Hias daun (pertumbuhan)
Hias bunga (pembungaan)
|
3 ml / 1 liter air
|
7-10 Hari 1 x semprot
|
Unsur hara juga dapat masuk kedalam daun karena adanya proses difusi dan osmosis pada mulut daun (stomata). Daun memiliki mekanisme kerja membuka dan menutup stomata menurut kebutuhan sesuai dengan kondisi lingkungannya. Pada kondisi basah, ia akan membuka stomata dan pada kondisi kering stomata tertutup.
Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman
anggrek dapat berasal dari:
a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus diperhatikan pHnya.
c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk menyiraman.
d) Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi makanan mungkin cukup baik.
Hal perlu diperhatikan bagi Petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian pot dan sifat diuraikan sebagai berkut:
a) Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.
b) Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
c) Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.
d) Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air, mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak. Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali.
Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
a) Menyebarkan obat sekitar pot
anggrek dengan mencampur antara obat Metadeks ke dedak halus di tambah air
sedikit.
b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50%
25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8 cc Folediol E 605 kedalam air 10
liter. Kemudian pot tanaman anggrek direndam dalam larutan tersebut selama
beberapa waktu dan diulang satu
Cara bertanam bunga krisan
Krisan (Chrysanthemums p), biasa dikenal dengan sebutan bunga aster atau seruni, merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi untuk dikembangkan secara komersial. Prospek pasar bunga krisan sangat cerah, dimana permintaan bunga krisan di Indonesia setiap tahun cenderung meningkat. Dengan pengembangan tanaman krisan, diharapkan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang Lebih baik.
Tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Pemilihan bibit dan varietas.
Bibit yang berkualitas yaitu bibit dengan kemurnian genetik tinggi, sehat (bebas patogen terutama penyakit sistemik), tidak mengalami gangguan fisiologis, mempunyai daya tumbuh kuat dan memiliki nilai komersial di pasaran.
Pilihlah bibit dan varietas yang baik, yaitu varietas yang tidak menunjuklian gejala degeneratif, produktif dan adaptif di daerah tropik. Selain itu perlu diperhatikan pula ketahanannya terhadap patogen.
b. Penyiapan Media Tumbuh
Agar pertumbuhan akar stek tidak terhambat, pilihlah media untuk perakaran stek yang mempunyai sifat menahan air yang tinggi, antara lain : arang sekam, sekam, atau pasir.
Sterilkan dengan uap panas 800c selama 4 jam dan kering anginkan selama 2 hari.
Letakkan media tersebut pada bak-bak pengakaran yang lebamya 80 cm dan ratakan. Kemudian basahilah dengan air atau gunakan larutan pestisida dosis rendah untuk mencegah serangan penyakit pada stek selama proses pengakaran.
Ambil pucuk tunas aksiler dari tanaman induk yang sehat dan tumbuh optimal serta mempunyai 5 - 7 daun sempurna. Agar kualitas stek yang dihasilkan terjaga, pengambilan stek sebaiknya dari tanaman induk untuk produksi stek bukan tanaman produksi bunga.
Potonglah tunas tersebut dengan menggunakan pisau yang steril. Sisakan 2 - 3 daun pada batang tanaman induk. Kemudian letakkan pada wadah, semprot dengan larutan fungisida dan bakterisida. - Celupkan pangkal tangkai stek pucuk tersebut pada zat pengatur tumbuh, tancapkan pada media pengakaran stek.
Setelah +14 hari, cabutlah stek pucuk tersebut secara perlahan-lahan supaya akar tidak rusak dan stek pucuk siap ditanam dirumah lindung.
Media pertumbuhan pada bedengan
Buatlah bedengan dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm hingga gembur.
Kering-anginkan selama 7 hari. Biarkan kering, jangan diberi air atau terbasahi, untuk mencegah berkembangnya gulma dan hama penyakit. Setelah 7 hari dikering-nginkan, gemburkan tanah untuk yang kedua kalinya, sambil membersihkan sisa gulma yang masih tumbuh.
Bentuk bedengan setinggi 25 - 30 cm dan lebar satu meter dengan jarak antara bedengan 35 cm, panjang disesuaikan densankondisi lahan.
Taburkan pupuk kandang yang sudah matang dengan dosis 3 ton/tra. Bersamaan dengan itu, berikan pupuk dasar yang terdiri dari campuran Urea 200 kg/ha + KCl 350 kg/ha + SP-36 300 kg/ha, aduk merata.
Sterilisasi bedengan dengan menggunakan Basamid sesuai dosis anjuran dan tutup dengan penutup kedap udara selama 18 - 21 hari. Setelah l8 - 21 hari, penutup bedengan dibuka dan diolah ringan untuk menghilangkan efek Basamid yang ada pada bedengan. Pada tanah-tanah yang memiliki tingkat kemasaman tinggi hingga dibawah pH 5,5 perlu ditambahkan kapur pertanian untuk memperbaiki pH tanah. Sumber kapur dapat berupa dolomite (kapur tohore). Dosis pemberian kapur disesuaikan dengan kemasaman tanah. Pemberian kapur dilakukan dengan menamburkan kapur pada permukaan media bedengan dan diaduk ringan.
Selanjutnya, 1 hingga 2 hari sebelum tanam, bedengan diberi air hingga kapasitas lapang dan dipasang jaring penegak tanaman yang sesuai dan dibuat lobang tanam sesuai jarak tanam.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari dimana temperatur udara tidak terlalu panas dan sinar matahari belum/tidak lagi terik.
Buatlah lubang tanam pada bedengan: Untuk produksi bunga jarak lubang tanam 12,5 x 12,5 cm (kerapatan tanam 64 tanaman/m2). Sedangkan untuk produksi stek, jarak lubang tanam2} x20 cm (kerapatan tanaman 25 tanaman/m2).
Untuk mencegah serangan organisme pengganggu tanaman pada awal pertumbuhan berilah Furadan 3G sebanyak 6 - l0 butir/lubang.
Sehari sebelum penanaman, siramlah bedengan dengan air yang cukup sampai lapisan olah (daerah perakaran).
Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit, urug akar bibit dengan tanah tipis, tanam pada lubang yang telah disiapkan sedalam 1 - 2 cm, padatkan tanah di dekat pangkal batang bibit.
Setelah penanaman selesai, siramlah dengan air dan lakukan penyiraman dua hari sekali atau melihat kondisi lingkungan pertanaman.
Pemupukan
Tabel pemupukan bunga
Cara bertanam bunga krisan
Krisan (Chrysanthemums p), biasa dikenal dengan sebutan bunga aster atau seruni, merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi untuk dikembangkan secara komersial. Prospek pasar bunga krisan sangat cerah, dimana permintaan bunga krisan di Indonesia setiap tahun cenderung meningkat. Dengan pengembangan tanaman krisan, diharapkan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah yang Lebih baik.
Tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Pemilihan bibit dan varietas.
Bibit yang berkualitas yaitu bibit dengan kemurnian genetik tinggi, sehat (bebas patogen terutama penyakit sistemik), tidak mengalami gangguan fisiologis, mempunyai daya tumbuh kuat dan memiliki nilai komersial di pasaran.
Pilihlah bibit dan varietas yang baik, yaitu varietas yang tidak menunjuklian gejala degeneratif, produktif dan adaptif di daerah tropik. Selain itu perlu diperhatikan pula ketahanannya terhadap patogen.
b. Penyiapan Media Tumbuh
Agar pertumbuhan akar stek tidak terhambat, pilihlah media untuk perakaran stek yang mempunyai sifat menahan air yang tinggi, antara lain : arang sekam, sekam, atau pasir.
Sterilkan dengan uap panas 800c selama 4 jam dan kering anginkan selama 2 hari.
Letakkan media tersebut pada bak-bak pengakaran yang lebamya 80 cm dan ratakan. Kemudian basahilah dengan air atau gunakan larutan pestisida dosis rendah untuk mencegah serangan penyakit pada stek selama proses pengakaran.
Ambil pucuk tunas aksiler dari tanaman induk yang sehat dan tumbuh optimal serta mempunyai 5 - 7 daun sempurna. Agar kualitas stek yang dihasilkan terjaga, pengambilan stek sebaiknya dari tanaman induk untuk produksi stek bukan tanaman produksi bunga.
Potonglah tunas tersebut dengan menggunakan pisau yang steril. Sisakan 2 - 3 daun pada batang tanaman induk. Kemudian letakkan pada wadah, semprot dengan larutan fungisida dan bakterisida. - Celupkan pangkal tangkai stek pucuk tersebut pada zat pengatur tumbuh, tancapkan pada media pengakaran stek.
Setelah +14 hari, cabutlah stek pucuk tersebut secara perlahan-lahan supaya akar tidak rusak dan stek pucuk siap ditanam dirumah lindung.
Media pertumbuhan pada bedengan
Buatlah bedengan dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm hingga gembur.
Kering-anginkan selama 7 hari. Biarkan kering, jangan diberi air atau terbasahi, untuk mencegah berkembangnya gulma dan hama penyakit. Setelah 7 hari dikering-nginkan, gemburkan tanah untuk yang kedua kalinya, sambil membersihkan sisa gulma yang masih tumbuh.
Bentuk bedengan setinggi 25 - 30 cm dan lebar satu meter dengan jarak antara bedengan 35 cm, panjang disesuaikan densankondisi lahan.
Taburkan pupuk kandang yang sudah matang dengan dosis 3 ton/tra. Bersamaan dengan itu, berikan pupuk dasar yang terdiri dari campuran Urea 200 kg/ha + KCl 350 kg/ha + SP-36 300 kg/ha, aduk merata.
Sterilisasi bedengan dengan menggunakan Basamid sesuai dosis anjuran dan tutup dengan penutup kedap udara selama 18 - 21 hari. Setelah l8 - 21 hari, penutup bedengan dibuka dan diolah ringan untuk menghilangkan efek Basamid yang ada pada bedengan. Pada tanah-tanah yang memiliki tingkat kemasaman tinggi hingga dibawah pH 5,5 perlu ditambahkan kapur pertanian untuk memperbaiki pH tanah. Sumber kapur dapat berupa dolomite (kapur tohore). Dosis pemberian kapur disesuaikan dengan kemasaman tanah. Pemberian kapur dilakukan dengan menamburkan kapur pada permukaan media bedengan dan diaduk ringan.
Selanjutnya, 1 hingga 2 hari sebelum tanam, bedengan diberi air hingga kapasitas lapang dan dipasang jaring penegak tanaman yang sesuai dan dibuat lobang tanam sesuai jarak tanam.
Penanaman
Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari dimana temperatur udara tidak terlalu panas dan sinar matahari belum/tidak lagi terik.
Buatlah lubang tanam pada bedengan: Untuk produksi bunga jarak lubang tanam 12,5 x 12,5 cm (kerapatan tanam 64 tanaman/m2). Sedangkan untuk produksi stek, jarak lubang tanam2} x20 cm (kerapatan tanaman 25 tanaman/m2).
Untuk mencegah serangan organisme pengganggu tanaman pada awal pertumbuhan berilah Furadan 3G sebanyak 6 - l0 butir/lubang.
Sehari sebelum penanaman, siramlah bedengan dengan air yang cukup sampai lapisan olah (daerah perakaran).
Ambil bibit satu per satu dari wadah penampungan bibit, urug akar bibit dengan tanah tipis, tanam pada lubang yang telah disiapkan sedalam 1 - 2 cm, padatkan tanah di dekat pangkal batang bibit.
Setelah penanaman selesai, siramlah dengan air dan lakukan penyiraman dua hari sekali atau melihat kondisi lingkungan pertanaman.
Pemupukan
Tabel pemupukan bunga
APLIKASI
|
DOSIS / TAKARAN
|
FREKWENSI PEMAKAIAN
|
Hias daun (pertumbuhan)
Hias bunga (pembungaan)
|
3 ml / 1 liter air
|
7-10 Hari 1 x semprot
|