Tanaman tembakau, curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun, Suhu udara yang
cocok antara 21-32 derajat C, pH antara 5-6. Tanah gembur, remah, mudah
mengikat air, memiliki tata air dan udara yang baik sehingga dapat
meningkatkan drainase, ketinggian antara 200-3.000 m dpl.
Pembibitan
Jumlah benih + 8-10 gram/ha, tergantung jarak tanam.
Biji utuh, tidak terserang penyakit dan tidak keriput
Media semai = campuran tanah (50%) + pupuk kandang matang Dosis pupuk untuk setiap meter
persegi media semai adalah 70 gram DS dan 35 gram ZA dan isikan pada
polybag
Bedeng persemaian diberi naungan berupa daun-daunan, tinggi atap 1 m sisi Timur dan 60 cm sisi Barat.
Benih direndam dalam SI IJO pupuk organik 1 tutup botol dengan air hangat secukupnya selama 1-3 jam lalu keringkan
Kecambahkan pada baki/tampah yang diberi alas kain
yang dibasahi hingga agak lembab. Tiga hari kemudian benih sudah
menampakkan akarnya yang ditandai dengan bintik putih. Pada stadium ini
benih baru dapat disemaikan.
Siram media semai sampai agak basah/lembab, masukan benih pada lubang sedalam 0,5 cm dan tutup tanah tipis-tipis.
Semprot dengan SI IJO selama pembibitan berumur 30 dan 45 hari.
Bibit sudah dapat dipindahtanamkan ke kebun apabila berumur 35-55 hari setelah semai.
Pengolahan media tanam
Lahan disebari pupuk kandang dosis 10-20 ton/ha lalu dibajak dan dibiarkan + 1 minggu
Buat bedengan lebar 40 cm dan tinggi 40 cm. Jarak antar bedeng 90-100 cm dengan arah membujur antara timur dan barat.
Lakukan pengapuran jika tanah masam
Pembuatan lubang
Apabila diinginkan daun yang tipis dan halus maka jarak tanam harus
rapat, sekitar 90 x 70 cm. Tembakau Madura ditanam dengan jarak 60 x 50
cm yang penanamannya dilakukan dalam dua baris tanaman setiap gulud.
Jenis tembakau rakyat/rajangan umumnya ditanam dengan jarak tanam 90 x
90 cm dan penanamannya dilakukan satu baris tanaman setiap gulud, dan
jarak antar gulud 90 cm atau 120 x 50 cm.
Cara penanaman
Basahi dan sobek polibag lalu benamkan bibit sedalam leher akar
Waktu tanam pada pagi hari atau sore hari.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan 1- 3 minggu setelah tanam, bibit kurang baik dicabut dan diganti dengan bibit baru yang berumur sama.
Penyiangan
Penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan pembumbunan yaitu setiap 3 minggu sekali.
Pemupukan
Tabel pemupukan tembakau
APLIKASI
|
DOSIS / TAKARAN
|
FREKWENSI PEMAKAIAN
|
Pembibitan
Pertumbuhan
|
10 ml (1 tutup btl) / 3 liter air
|
2 minggu 1 x
|
Pemangkasan
Pangkas tunas ketiak daun dan bunga setiap 3 hari sekali
Pangkas pucuk tanaman saat bunga mekar dengan 3-4 lembar daun di bawah bunga
Pengendalian hama dan penyakit
Hama
a. Ulat Grayak ( Spodoptera litura ) Gejala : berupa
lubang-lubang tidak beraturan dan berwarna putih pada luka bekas
gigitan. Pengendalian: Pangkas dan bakar sarang telur dan ulat,
penggenangan sesaat pada pagi/sore hari, semprot dengan pestisida sesuai dosis
b. Ulat Tanah ( Agrotis ypsilon ) Gejala : daun terserang
berlubang-lubang terutama daun muda sehingga tangkai daun rebah.
Pengendalian: pangkas daun sarang telur/ulat, penggenangan sesaat, semprot dengan pestisida sesuai dosis
c. Ulat penggerek pucuk ( Heliothis sp. ) Gejala: daun pucuk
tanaman terserang berlubang-lubang dan habis. Pengendalian: kumpulkan
dan musnah telur / ulat, sanitasi kebun, semprot dengan pestisida sesuai dosis
d. Nematoda ( Meloydogyne sp. ) Gejala : bagian akar tanaman
tampak bisul-bisul bulat, tanaman kerdil, layu, daun berguguran dan
akhirnya mati. Pengendalian: sanitasi kebun,
e. Kutu – kutuan ( Aphis Sp, Thrips sp, Bemisia sp.) pembawa penyakit yang disebabkan virus. Pengendalian: predator Koksinelid,
f. Hama lainnya Gangsir (Gryllus mitratus ), jangkrik
(Brachytrypes portentosus), orong-orong (Gryllotalpa africana), semut
geni (Solenopsis geminata), belalang banci (Engytarus tenuis).
Penyakit
a. Hangus batang ( damping off ) Penyebab : jamur
Rhizoctonia solani. Gejala: batang tanaman yang terinfeksi akan
mengering dan berwarna coklat sampai hitam seperti terbakar.
Pengendalian : cabut tanaman yang terserang dan bakar.
b. Lanas Penyebab : Phytophora parasitica var. nicotinae.
Gejala: timbul bercak-bercak pada daun berwarna kelabu yang akan meluas,
pada batang, terserang akan lemas dan menggantung lalu layu dan mati.
Pengendalian: cabut tanaman yang terserang dan bakar.
c. Patik daun Penyebab : jamur Cercospora nicotianae.
Gejala: di atas daun terdapat bercak bulat putih hingga coklat, bagian
daun yang terserang menjadi rapuh dan mudah robek. Pengendalian:
desinfeksi bibit, renggangkan jarak tanam, olah tanah intensif, gunakan
air bersih, bongkar dan bakar tanaman terserang
d. Bercak coklat Penyebab : jamur Alternaria longipes.
Gejala: timbul bercak-bercak coklat, selain tanaman dewasa penyakit ini
juga menyerang tanaman di persemaian. Jamur juga menyerang batang dan
biji. Pengendalian: mencabut dan membakar tanaman yang terserang.
e. Busuk daun Penyebab : bakteri Sclerotium rolfsii. Gejala:
mirip dengan lanas namun daun membusuk, akarnya bila diteliti
diselubungi oleh massa cendawan. Pengendalian: cabut dan bakar tanaman
terserang.
f. Penyakit Virus Penyebab: virus mozaik (Tobacco Virus
Mozaic, (TVM), Kerupuk (Krul), Pseudomozaik, Marmer, Mozaik ketimu
(Cucumber Mozaic Virus). Gejala: pertumbuhan tanaman menjadi lambat.
Pengendalian: menjaga sanitasi kebun, tanaman yang terinfeksi di cabut
dan dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan pestisida
alami belum mengatasi, dapat digunakan pestisida kimia sesuai anjuran.
Panen
Pemetikan daun tembakau yang baik adalah jika daun-daunnya telah
cukup umur dan telah berwarna hijau kekuning-kuningan.Untuk golongan
tembakau cerutu maka pemungutan daun yang baik pada tingkat tepat
masak/hampir masak hal tersebut di tandai dengan warna keabu-abuan.
Sedangkan untuk golongan sigaret pada tingkat kemasakan tepat
masak/masak sekali, apabila pasar menginginkan krosok yang halus maka
pemetikan dilakukan tepat masak. Sedangkan bila menginginkan krosok yang
kasar pemetikan diperpanjang 5-10 hari dari tingkat kemasakan tepat
masak.
Daun dipetik mulai dari daun terbawah ke atas. Waktu yang baik untuk
pemetikan adalah pada sore/pagi hari pada saat hari cerah. Pemetikan
dapat dilakukan berselang 3-5 hari, dengan jumlah daun satu kali petik
antara 2-4 helai tiap tanaman. Untuk setiap tanaman dapat dilakukan
pemetikan sebanyak 5 kali.
Sortir daun berdasarkan kualitas warna daun yaitu:a) Trash (apkiran): warna daun hitam
b) Slick (licin/mulus): warna daun kuning muda
c) Less slick (kurang liciin): warna daun kuning (seperti warna buah jeruk lemon)
d) More grany side ( sedikit kasar ) : warna daun antara kuning-oranye.